Banyak yang mengira bahwa menjadi seorang founder startup harus memiliki keahlian meracik kode-kode dan menguasai berbagai macam bahasa pemrograman, sehingga ketika menemukan ide menarik yang bisa dibuat dalam bentuk aplikasi harus menahan diri dan berfikir untuk mulai belajar berbagai macam ilmu pemrograman.
Dan tentu saja tidak semua orang bisa belajar dengan singkat bagaimana membuat sebuah aplikasi, belum lagi pengalaman dan jam terbang yang tidak bisa diperoleh dalam jangka waktu singkat, jadi sangat sulit untuk membayangkan menulis kode sendiri seperti kisah yang populer bagaimana proses berdirinya Facebook, Google dan Apple.
Kalau kamu bukan seorang programer, jangan berkecil hati, karena tidak semua founder startup yang kini sukses bisa coding. Berikut adalah beberapa contoh founder yang memulai perusahaan teknologi tapi bukan dari latar belakang programer:
- Jack Ma, pendiri Alibaba lulus dari perguruan tinggi dengan gelar bahasa Inggris.
- Joe Gebbia dan Brian Chesky, pendiri AirBnB memiliki latar belakang desain.
- Andrew Mason, pendiri Groupon, lulus dari Northwestern University dengan gelar di bidang musik.
- Larry Ellison, pendiri Oracle, memiliki latar belakang di bidang sales dan marketing.
- Tim Westergren, pendiri Pandora pada tahun 2000, adalah seorang komposer dengan berbagai penghargaan, seorang musisi dan produser rekaman dengan 20 tahun pengalaman di bisnis musik.
Lalu bagaimana caranya agar kamu bisa mewujudkan ide tersebut dan menjadi seorang founder meski tanpa keahlian coding?
1. Mencari Co-Founder
Mencari seorang partner sangat lah penting, karena memulai startup tidak semudah yang dibayangkan, apalagi dengan kondisi terbatasnya skill, dan tentu saja mencari co-founder yang bisa melengkapi kekurangan skill kamu. Bahkan, jika kamu seorang programer yang ahli sekalipun, tetap memerlukan sebuah tim.
2. Membuat Daftar Keahlian Yang Kamu Miliki
Ada sebuah kalimat yang berbunyi “You Can’t Be Good At Everything”, ya kalau secara logika kalimatnya dibalik, maka hasilnya "You Can Be Good At Something", walaupun tanpa keahlian coding, tapi coba kamu tuliskan beberapa keahlian atau pengalaman dibidang lain yang kamu miliki, fokus saja terhadap apa yang bisa kamu lakukan, untuk bisa sukses, berikut beberapa keahlian penting yang harus dimiliki seorang founder yang tidak memiliki keahlian coding:
- Membuat desain mockup
- Melakukan wawancara dengan pelanggan
- Pengujian terhadap UX dan desain
- Membuat survei pelanggan
- Membuat landing page untuk uji coba ( A / B Test)
- Menulis iklan
- Optimasi konversi
- Menulis deskripsi produk
- Copywriting web
- Menulis artikel di blog
- Jadi penulis blog tamu
- Membuat jaringan pemasaran online di Twitter, Facebook, LinkedIn, Pinterest, dll
- Mengurus bagian Public Relation (PR)
- Mengurus bagian penjualan dan pemasaran
- Team building / Recruiting / HR
- Akuntansi
- Masalah hukum, yang berkaitan dengan peraturan pemerintah, legalitas, administrasi dan pajak.
- Mencari investor
- Membangun jaringan bisnis
3. Belajar Dasar Pemrograman
Walaupun kamu tidak bisa bisa coding dan tidak bisa memberikan solusi untuk masalah teknis yang rumit, tetapi seorang founder tetap harus belajar dasar-dasar pemrograman, supaya bisa berkomunikasi dengan jelas dengan para programer tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknis. Selain itu, dengan mempelajari sedikit dasar pemrograman, akan membuat tim menjadi lebih nyaman bekerja dan saling menghormati satu sama lain.
Lalu bagaimana jika tidak dapat seorang co-founder programer? Pilihannya ada dua:
Pertama, belajar untuk membuat aplikasi atau program sendiri, kelebihannya kamu bisa membuatnya berdasarkan keinginan sendiri, tapi kekurangannya seperti yang telah disebutkan diatas, tidak semua orang bisa belajar dengan cepat, perlu waktu, pengalaman dan jam terbang.
Kedua, menyerahkan pengerjaannya kepada programer yang dibayar, baik itu dijadikan sebagai karyawan atau freelancer, kelebihannya kamu bisa memilih dan merekrut orang yang memang ahli dan berpengalaman, namun kekurangannya kamu harus bersiap mengeluarkan budget yang lumayan besar untuk membayar mereka, belum lagi adanya perbedaan prinsip dan tujuan, dan tentu saja hal itu akan berpengaruh terhadap startup kamu.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete