Indigo Creative Nation, program inkubator dan akselerator yang diprakarsai oleh Telkom dan MDI Ventures, bulan ini kembali membuka pendaftaran bagi para startup yang ingin mengikuti program mereka. Mulai dari tanggal 1 hingga 30 April 2016 nanti, setiap startup yang masih berupa ide, maupun yang sudah berupa produk maupun bisnis yang mempunyai banyak pengguna, bisa mendaftar untuk bergabung dengan program Indigo.
Dari 6 kategori, commerce menjadi salah satu kategorinya, kalau di Indonesia seperti apa sih startup commerce itu ? apa benar sekarang masih punya potensi dan prospek masa depan yang bagus untuk mengembangkan startup e-commerce, karena kita sering mendengar cibiran negatif “eeeh, e-commerce lagi” namun nyatanya Indigo Creative Nation kali ini menyertakan kategori ini, artinya menurut mereka masih punya potensi dan prospek yang bagus.
Nah, bagi anda yang belum punya ide ini bisa jadi inspirasi, dan bagi yang sudah punya ide ingin membangun bisnis startup di kategori e-commerce, jangan takut, karena peluangnya masih terbuka lebar.
Sebelum membahas lebih jauh, alangkah baiknya kita merefresh kembali definisi e-commerce itu sendiri.
Electronic Commerce (E-Commerce) didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet.
Selanjutnya Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology (2005), menyatakan E-Commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial. Kemudian di website E-Commerce Net, E-Commerce didefinisikan sebagai kegiatan menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet. Seluruh komponen yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti customer service, produk yang tersedia, cara pembayaran, jaminan atas produk yang dijual, cara promosi dan sebagainya.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.
Tahukah Anda bahwa ternyata website e-commerce seperti OLX, Tokopedia, dan Blibli memiliki model bisnis yang berbeda? Karena model bisnis yang berbeda itulah mereka tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya sebagai saingan.
Berikut lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce di Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk mengenal lebih jauh tentang e-commerce dan dari beberapa startup ini manakah yang lebih cocok Anda gunakan sebagai bahan referensi untuk membangun model bisnis startup e-commerce anda.
1. Classifieds/listing/iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan di negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model bisnis ini:
- Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online
- Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis
Tiga situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah Tokobagus, Berniaga (dulu sebelum diakuisisi oleh OLX), dan OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di Indonesia juga bisa dibilang masih menggunakan model bisnis iklan baris di forum jual belinya. Ini dikarenakan Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi masih dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli, untuk monitizenya model bisnis seperti ini mengandalkan fitur iklan premium.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
- Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan
- Bisa digunakan oleh penjual individual
Kegiatan jual beli di website marketplace harus menggunakan fasilitas transaksi online seperti layanan escrow atau rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Tiga situs marketplace di Indonesia yang memperbolehkan penjual langsung berjualan barang di website ialah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido. Ada juga situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja dan Elevenia.
Kalau anda memikirkan bagaimana starup seperti ini menghasilkan uang, biasanya mereka menawarkan layanan penjual premium, iklan premium, dan komisi dari setiap transaksi.
3. Shopping mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia ialah Blibli dan MatahariMall. Model bisnis e-commerce ini dapat menghasilkan uang dari komisi atau fee ketika terjadi transaksi penjualan.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Bhinneka, Lazada Indonesia, BerryBenka, dan Bilna. Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online, juga bisa dianggap sebagai toko online.
Keuntungan dari memiliki toko online Anda sendiri ialah Anda memiliki kebebasan penuh disana. Anda dapat merubah jenis tampilan sesuka Anda dan dapat membuat blog untuk memperkuat SEO toko online Anda.
Bagi Anda yang tertarik untuk membuka sebuah toko online secara mudah, Anda dapat coba menggunakan Shopify, Jejualan, Pixtem, Jarvis Store, dan Klakat. model bisnis ini cocok bagi anda yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya untuk mengelola situs milik anda, dan tentunya cara menghasilkan uangnya dari penjualan itu sendiri.
5. Toko online di media sosial
Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt. Ada juga startup yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website yakni Shopious.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan asiknya gratis! Tapi penjual tidak dapat membuat templatenya sendiri, bentuk e-commerce seperti ini biasanya untuk anda yang ingin memiliki toko online sendiri tapi tidak ingin repot, Di Indonesia, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli barang.
Ada juga beberapa bisnis online yang menggunakan beberapa model bisnis diatas pada saat bersamaan. Dua contohnya ialah Qoo10 dan Rakuten Belanja Online yang memiliki toko online B2C mereka sendiri serta marketplace yang memverifikasi penjualnya terlebih dahulu.
Inilah model-model bisnis dari website e-commerce di Indonesia. membandingkan situs e-commerce satu dengan yang lainnya hanya dapat dilakukan apabila mereka memiliki model bisnis yang serupa. Jadi tidak akan cocok apabila kita membandingkan perkembangan bisnis TokoBagus (classifieds/listing/iklan baris) dengan Berrybenka (B2C) contohnya.
Masih bingung ? sudah tercerahkan ? akan kita bahas lagi topik e-commerce pada tulisan yang akan datang, dan kalau anda sudah punya ide jangan pedulikan omongan-omongan miring tentang ide anda, "Trust Your Crazy Idea" Salam Sukses !!!
sumber1 - sumber2 - sumber3 - sumber4
Masih bingung ? sudah tercerahkan ? akan kita bahas lagi topik e-commerce pada tulisan yang akan datang, dan kalau anda sudah punya ide jangan pedulikan omongan-omongan miring tentang ide anda, "Trust Your Crazy Idea" Salam Sukses !!!
0 Response to "Startup E-Commerce Masih Punya Peluang Besar"
Post a Comment