Saya paling suka mengamati bisnis-bisnis seperti warung makan, rumah makan, warteg dan pedagang makanan yang harga dan menunya merakyat, terkadang saya berdiskusi dengan kawan-kawan tentang beberapa tempat makan, topiknya mulai dari rasa makanan, teknik pengolahan sampai tinjauan sisi bisnisnya.
Beberapa warung sangat sukses, punya pelanggan tetap, setiap hari selalu ramai, dengan modal kepercayaan diri itulah akhirnya si pemilik memutuskan untuk membuka cabang di beberapa daerah lain, ada pula yang menambah menu, dan ada yang menambah jumlah pegawai, memindahkan tempat usaha ke tempat yang lebih besar.
Untuk masalah buka cabang saja, misalnya, apakah kesuksesan warung cabang mereka sama dengan warung induknya? Ternyata banyak cabang warung yang tutup, pegawai harus dipulangkan kerumah, karena mereka hanya membawa sebuah nama "beken" di daerah tertentu, tapi tidak di daerah yang baru, dan mereka tidak punya modal data tentang populasi, kebiasaan, kompetitor, dan informasi lainnya tentang segment dan market mereka yang baru.
Premature Scaling, Penyebab Terbesar Kegagalan Startup
Membuka cabang rumah makan atau warung seperti contoh di atas hanya salah satu dari sekian banyak kasus "Premature Scaling" dengan akhir kegagalan yang dialami oleh banyak pengusaha dengan berbagai macam latar belakang bisnis, termasuk startup.
Apa itu Scaling?
Secara umum scaling adalah kemampuan suatu sistem, jaringan, atau proses untuk menangani penambahan jumlah konsumen atau user, jumlah data dan luasan wilayah yang dijangkau, atau potensinya untuk ditingkatkan guna menangani penambahan beban tersebut, dalam kata lain bisa diartikan sebuah perusahaan atau startup yang dalam proses berkembang, tumbuh dan bertambah besar, meningkatkan jumlah karyawan, menambah luas wilayah pasar, menarik lebih banyak konsumen, menambah kapasitas software dan hardware.
Mengapa premature scaling sangat berbahaya bagi startup?
Menurut laporan The Startup Genome, salah satu penyebab terbesar kegagalan startup adalah Premature Scaling, dari 3.200 startup tujuh puluh persennya gagal akibat masalah melakukan scaling sebelum waktunya atau secara terburu-buru tanpa pertimbangan yang matang, dalam laporan tersebut juga dijelaskan bahwa Premature Scaling tidak hanya dialami oleh startup yang masih berada dalam tahap awal, namun banyak pula startup yang sudah berada di seri A dan B.
Seperti contoh warung makan di atas, ternyata startup juga memiliki pola yang sama, premature scaling bisa saja terjadi pada startup anda, melakukan sesuatu yang belum saatnya dilakukan. Pada tulisan yang telah lalu dijelaskan bahwa Startup akan melewati 5 tahap pertumbuhannya sampai bisa dikatakan sebagai perusahaan yang matang.
Pada setiap tahapan ada pekerjaan yang seharusnya anda lakukan, dan beberapa pekerjaan yang tidak perlu atau belum saatnya anda lakukan, contohnya seperti pada tahap Problem/Solution Fit, yang artinya belum ada produk yang ditawarkan, belum saatnya bagi anda membentuk struktur organisasi perusahaan, atau anda sedang melakukan pengujian MVP, tidak perlu karyawan sebanyak puluhan orang. Untuk lebih jelasnya, berikut 5 contoh premature scaling pada startup, ditinjau dari berbagai macam sisi :
1. Pelanggan:
Skala Prematur dari sisi pelanggan, hati-hati dengan hal yang satu ini, terkadang ketika anda memiliki anggaran yang cukup untuk biaya promosi dan akuisisi pelanggan anda akan tergoda untuk mendapatkan banyak user / konsumen dalam waktu singkat namun anda melakukannya sebelum produk yang anda tawarkan benar-benar bisa diterima oleh pasar (product/market fit).
2. Produk:
Bagaimana sebuah produk bisa menjadi sebab startup anda mengalami skala prematur? Bisa saja terjadi, jika anda membuat sebuah produk tanpa melakukan validasi terlebih dahulu (problem/solution fit). Ketika anda menawarkan produk yang tidak sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan, atau menambahkan beberapa fitur yang belum tentu dibutuhkan oleh konsumen anda. Dari sisi produk ini termasuk skala prematur.
3. Tim:
Seperti yang sudah di contohkan di atas tadi, startup anda berada dalam kondisi berbahaya jika mempekerjakan terlalu banyak karyawan, mempekerjakan tenaga ahli dan spesialis ketika belum saatnya. Memang tidak ada aturan baku tentang berapa jumlah minimum atau maksimum orang yang anda pekerjakan, tergantung kejelian anda untuk menentukannya.
4. Keuangan:
Terlalu banyak uang, terlalu banyak keuntungan, profit melampaui target, dana investor bertambah lagi, jangan senang dulu, dari tinjauan sisi keuangan, terlalu banyak uang merupakan indikasi startup anda mengalami premature scaling. Apa yang salah? Terlalu banyak pegang uang bisa membuat startup dengan tidak tertib, memberikan banyak celah di sisi lain yang menyebabkan kemungkinan terjadinya premature scaling lebih besar, seperti terlalu boros untuk biaya akuisisi user.
5. Model bisnis:
Dari sisi model bisnis, bagaimana startup bisa mengalami skala prematur? Ya, jika anda terlalu fokus untuk maksimalkan keuntungan terlalu dini, membuat perencanaan yang berlebihan, melakukan eksekusi tanpa evaluasi, tidak melakukan adaptasi model bisnis untuk perubahan pasar, trend pola dan tingkah laku konsumen.
0 Response to "Premature Scaling, Penyebab Terbesar Kegagalan Startup"
Post a Comment