Bisnis Startup Harus Punya Tiga Hal Ini

Pagi itu saya baru membuka WAG Startup Banjarmasin dan langsung mendapatkan pencerahan dari Idris Wiranata, Ketua Komunitas Startup Banjarmasin perihal revenue stream.

Pembahasan cukup menarik, karena mengundang banyak komentar dari para pelaku startup yang ada di grup tersebut. Karena memang, jika memandang fenomena stratup yang terjadi belakangan ini "bakar" duit untuk mengejar valuasi dengan melakukan akuisisi user sebanyak-banyaknya. Sehingga seperti seolah melupakan, bahwa startup adalah sebuah bisnis yang harus menghasilkan uang. Bukan sekadar user. 
Mendapatkan Penghasilan Startup
Source: Free Great Picture

Sampai pada satu titik ini, saya sendiri teringat bagaimana Nadiem Makarim, CEO Gojek saat ditanya mengenai "bagaimana Go-Jek akan menghasilkan uang?". Tersenyum kecil Nadiem saat itu bicara mengisyaratkan bahwa, selama ini memang tidak nampak terlihat mereka menghasilkan lebih banyak keuntungan dibanding biaya operasional. Namun, mereka bisa meyakinkan investor. Bahwa mereka (Go-Jek) memiliki cara yang bisa mereka eksplorasi untuk mendapatkan revenue. Mendapatkan uang. Menggerek keuntungan.

Baca Juga: Startup Idealis Vs Startup Bisnis

Saat itu. Idris, yang juga founder webukm.biz dan beeclean menulis: "Dalam teori Bisnis Model Canvas kita mengenal salah satu bagian dalam bisnis adalah revenue stream, apa itu revenue stream? Singkatnya adalah sumber pendapatan yang kita dapatkan ketika menjalankan bisnis".

Yes! Ini pembahasan yang saya tunggu-tunggu. Di saat hingar-bingar pendanaan yang didapatkan para pelaku startup dari venture capital yang bikin rekan-rekan di sini "ngiler". "wah... seandainya aku dapat pendanaan sebesar itu..." . Permasalahannya, uang sebesar itu akan dilakukan untuk apa? Beli rumah/ mobil? Gak! Duit sebesar itu tentu saja untuk membiayai perusahaan agar bisa tumbuh dan berkembang dan tentu mendapatkan keuntungan. 

"Nah menurut Brad Sugar dalam bukunya 'instant cashflow' beliau menyatakan bahwa satu bisnis minimal harus mempunyai tiga sumber revenue stream. Tujuannya adalah, supaya ketika satu sumber pendapatkan agak terganggu, kita masih dapat backup dari dua pendapatkan yang lain. Jika semua revenue streamnya aman-aman saja, maka kita akan dapat triple income" Lanjut Idris.

"Dalam bisnis digital startup, revenue stream bisa diperoleh dari:
1. Margin 
2. Fee Services
3. Fee registration
4. Advertising"

Jika kita mengamati bisnis konvensional pada umumnya, kita tentu akan mendapati kondisi serupa walaupun berbeda soal istilah. Namun ini jadi semakin menarik jika kemudian kita mau menyandingkan dan membedakan antara keduanya dari sisi revenue stream ini.
Taruhlah kita ambil contoh sebuah bengkel. Bengkel -jika boleh kita gunakan revenue stream dalam startup istilahnya- memiliki margin berupa selisih harga beli sparepart dan harga jual. Biasanya di bengkel juga dikenakan upah pasang atau upah perbaikan yang di startup di dalam istilah di atas dikenal sebagai fee service. Saat di bengkel itu memiliki kerjasama pengadaaan sparepart semisal pelumas ataupun ban luar, dia akan mendapatkan biaya advertising yang dipasang oleh "branding representative" perusahaan sparepart itu. Sudah triple? 

Beberapa bengkel saya temukan juga menyediakan minuman dingin atau roti untuk pelanggan yang sedang menunggu antrian kendaraannya untuk diperbaiki. Bahkan, bengkel merek kendaraan tertentu menyediakan cafe untuk sekadar minum kopi dan berbincang atau memanfaatkan wifi untuk berbagai kebutuhan. 

Intinya bengkel tersebut memiliki beberapa sumber penghasilan yang bisa didapatkan secara rutin, periodik ataupun sporadis. 

Sebagai contoh, jika di Banjarmasin ada Kulir Jasa Banjar. Yang konsep bisnisnya on-demand service (kurir) mirip-mirip gojek menitik beratkan penghasilanya hanya pada satu pintu yakni fee service. Biaya antar makanan, biaya ojek ataupun biaya beli belanjaan. Namun ternyata dari fee service tadi. Kulir memiliki banyak sekali fitur layanan yang coba mereka raup secara sporadis. Sehingga, kadang jika terlalu banyak pesaing yang melakukan hal yang sama. Kemungkinan mereka tidak akan bisa bertahan lama. apalagi jika yang lain banting-bantingan harga. 

Uniknya, hingga saat ini. Mulai dari maret tahun ini Kulir masih bisa bertahan. Memperebutkan pasar yang di dalamnya sudah bermain belasan mode bisnis startup yang serupa.  

Oleh karenanya, penting misalnya untuk usaha mendapatkan income tambahan mereka bisa masuk di fee Registration dengan memberlakkukan fitur premium pada aplikasi yang mereka miliki. Atau merambah lebih jauh dengan menyediakan space iklan di aplikasinya ataupun space di seragam pasukan kuningnya untuk UKM makanan agar bisa beriklan.

Nah. Pertanyaan sederhananya tentu saja kembali kepada masing-masing founder saat memulai bisnisnya. Di mana letak permasalah yang akan dipecahkan saat membangun startup. Jika permasalahanya kompleks, maka bersyukurlah empat sumber pendapatan tadi bisa mereka maksimalkan. Atau setidakya tiga di antaranya. 

Sehingga. Pertanyaan lanjutan dari pertanyaan dasar tadi berkisar pada tiga hal ini:
  1. Apakah produk yang anda jual terdapat selisih antara harga pokok produk dengan harga jual? 
  2. Apakah Ada layanan tambahan yang dapat dikenakan biaya terhadap  produk itu? Seperti layanan purna jual, layanan antar ataupun layanan sejenis yang saling berhubungan
  3. Apakah orang harus membayar biaya tertentu untuk mendapatkan harga khusus atau harga diskon dari produk anda?
  4. Apakah ada kemungkinan melibatkan pihak ketiga yang juga memiliki bisnis beda core untuk bekerjasama? Semisal untuk melakukan bundling produk ataupun beriklan di produk anda? 
Jika semua jawabannya: Ada. Maka selamat. Bisnis startup yang sedang anda bangun bisa bernafas lega. Bisa bertahan hingga waktu yang lebih lama sehingga tidak hanya menjadi euforia sesaat sebagai pengusaha pemula. 

Jika tidak. Darimana anda akan mendapatkan uang untuk menjalankan bisnis agar terus berkelanjutan? Dari dana Investor? 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bisnis Startup Harus Punya Tiga Hal Ini"

Post a Comment